The Red Pyramid: Sadie & Anubis
Baiklaaah, seperti yang kita tau, Anubis adalah dewa.
Emang dewa.
Dia anaknya Set sama Nephthys. Kalo di Red Pyramid, Anubis dikasihin ke Osiris soalnya Nephthys gamau Anubis tau ayahnya. Ga ngerti aku juga. Menurut mitologi, dia berkaitan dengan "afterlife" alias kehidupan sesudah mati, dan dia ngejaga timbangan akhirat (?). Pokoknya aku baca di Red Pyramid sih kaya gitu. Ngurusin bulu kebenaran dan sebagainya. Dalam mitologi, dia sosoknya manusia berkepala jackal, kaya gini:
Tapi Anubis yang mau aku omongin sekarang bukan sosok Anubis yang itu.
Jadi singkat cerita, Sadie udah beberapa kali ketemu Anubis tapi Sadie-nya masih dalam bentuk ba (ba = semacam roh, kalo tidur ba nya bisa keliaran kaya bentuk hantu gitu). Pertama kali ketemu waktu Sadie penasaran sama gambar gambar di Aula Zaman. Pokoknya dia ngeliat kejadian waktu ulang taun Osiris, Set bawa peti mati terus Osiris di perangkap. Dewa lain gabisa liat ba-nya Sadie, tapi Anubis bisa.
Sadie's POV
Beberapa bab sesudah itu, Sadie, Carter, Khufu (Khufu itu babun) sama Bast (dan Bast adalah dewi kucing) pergi ke Negeri Orang Mati buat ngambil bulu kebenaran. Pas mereka mendarat, ada jakal besar, terus Bast pergi soalnya kucing gasuka anjing.
Emang dewa.
Dia anaknya Set sama Nephthys. Kalo di Red Pyramid, Anubis dikasihin ke Osiris soalnya Nephthys gamau Anubis tau ayahnya. Ga ngerti aku juga. Menurut mitologi, dia berkaitan dengan "afterlife" alias kehidupan sesudah mati, dan dia ngejaga timbangan akhirat (?). Pokoknya aku baca di Red Pyramid sih kaya gitu. Ngurusin bulu kebenaran dan sebagainya. Dalam mitologi, dia sosoknya manusia berkepala jackal, kaya gini:
Tapi Anubis yang mau aku omongin sekarang bukan sosok Anubis yang itu.
Jadi singkat cerita, Sadie udah beberapa kali ketemu Anubis tapi Sadie-nya masih dalam bentuk ba (ba = semacam roh, kalo tidur ba nya bisa keliaran kaya bentuk hantu gitu). Pertama kali ketemu waktu Sadie penasaran sama gambar gambar di Aula Zaman. Pokoknya dia ngeliat kejadian waktu ulang taun Osiris, Set bawa peti mati terus Osiris di perangkap. Dewa lain gabisa liat ba-nya Sadie, tapi Anubis bisa.
Sadie's POV
Tampaknya dia tidak menyadari kehadiranku. Bahkan, tak satu pun dari para dewa itu yang menyadari kehadiranku, sampai sebuah suara di belakangku berkata, "Apa kau hantu?"Pertemuan mereka yang kedua yaitu waktu ba-nya Sadie ketarik ke tempat dewi langit, Nut. Disana Sadie ketemu lagi sama Anubis.
Aku berbalik dan melihat seorang pemuda tampan berumur sekitar enam belas tahun, mengenakan jubah hitam. Kulitnya pucat, namun dia memiliki mata cokelat indah seperti laki-laki di atas singgasana itu. Rambut hitamnya panjang dan kusut--sedikit liar, tapi itu tak jadi masalah untukku. Dia memiringkan kepalanya, dan akhirnya aku sadar kalau dia bertanya kepadaku.
Aku mencoba berpikir untuk mengatakan sesuatu. Permisi? Halo? Menikahlah denganku? Apa saja bisa. Namun yang akhirnya bisa kulakukan hanya menggelengkan kepala.
Beberapa bab sesudah itu, Sadie, Carter, Khufu (Khufu itu babun) sama Bast (dan Bast adalah dewi kucing) pergi ke Negeri Orang Mati buat ngambil bulu kebenaran. Pas mereka mendarat, ada jakal besar, terus Bast pergi soalnya kucing gasuka anjing.
Binatang baru itu ramping dan hitam, seperti hewan peliharaan Set yang kami lihat di Washington, DC, tapi lebih seperti seekor anjing, anggun dan agak lucu, sebenarnya. Seekor jakal, aku menyadarinya, dengan rantai emas di lehernya.Skiiiip
Kemudian dia berubah menjadi seorang pemuda, dan jantungku hampir berhenti. Dia adalah anak yang ada di mimpiku, cukup benar--pria berbaju hitam yang kulihat dua kali dalam penglihatan ba-ku sebelum ini.
Dalam bentuk manusia, Anubis benar-benar tampan setengah mati. [Oh... ha, ha. Aku tidak menangkap permainan katanya, tapi terima kasih Carter. Dewa orang-orang mati, tampan setengah mati. Ya, sangat lucu, Carter. Sekarang, bolehkah aku melanjutkan?]
Dia memiliki kulit pucat, rambut hitam acak-acakan, dan mata yang begitu cokelat seperti cokelat yang meleleh. Dia mengenakan jins hitam, combat boots (sepertiku!), sebuah t-shirt robek, dan jaket kulit hitam yang cocok untuknya. Dia tinggi dan ramping seperti seekor jakal. Telinganya, khas jakal, tegak ke atas (yang menurutku imut), dan dia memakai rantai emas di lehernya.
Sekarang, tolonglah mengerti, aku bukan penggila pria. Aku tidak seperti itu! Aku menghabiskan masa sekolahku dengan mengolok-olok Liz dan Emma, yang merupakan penggila pria, dan aku sangat senang mereka tidak bersamaku saat ini, karena mereka pasti sudah menggodaku tanpa henti.
Anak laki-laki berpakaian serbahitam itu berdiri dan menepis jaketnya. "Aku bukan anjing," gerutunya.
"Bukan," aku setuju. "Kau..."
Tak diragukan lagi aku akan mengatakan, seksi atau sesuatu yang sama memalukannya tapi Carter menyelamatkanku.
"Jadi." Aku memberinya pandangan cemberut. "Bentuk apa yang kaugunakan sekarang? Apakah kau memakai seorang tubuh perantara?"Di tengah tengah obrolan
Dia mengerutkan kening dan meletakkan tangannya ke dada. "Maksudmu, aku menghuni tubuh manusia? Tidak, aku bisa menghuni setiap kuburan, tempat kematian atau tempat berkabung. Ini adalah penampilan alamiku."
"Oh." Sebagian dari diriku berharap yang duduk disebelahku adalah anak laki-laki sungguhan--seseorang yang kebetulan menjadi tubuh perantara Anubis. Tapi aku seharusnya tahu bahwa dia terlalu tampan untuk menjadi kenyataan. Aku merasa kecewa. Lalu, aku merasa marah dengan diriku sendiri karena merasa kecewa.
Anubis menutup mulutnya, lalu membukanya lagi. Dia tampak seolah ingin marah namun tak ingat bagaimana caranya. "Apa kau selalu menyebalkan seperti ini?"Baiklaah skip sedikit bagian tidak penting, oke? Ini setelah mereka selesai ngobrol dan Sadie udah dapet bulu kebenaran.
"Biasanya lebih," aku mengakui.
"Mengapa keluargamu belum menikahkanmu dengan seseorang yang datang dari jauh, jauh sekali?"
Dia bertanya seolah-olah itu sebuah pertanyaan jujur, dan sekarang giliranku untuk terperangah. "Maaf untuk mengecewakanmu, Death Boy! Tapi aku baru dua belas tahun! Yah... hampir tiga belas, dan seseorang yang hampir tiga belas tahun tapi sangat dewasa, tapi bukan itu intinya. Kami tidak 'menikahkan' anak perempuan di keluargaku, dan kau mungkin tahu segala sesuatu tentang ritual pemakaman, tapi rupanya kau sangat tidak mengerti ritual pacaran!"
Anubis tampak bingung. "Sepertinya tidak."
"Benar! Tunggu--sebenarnya apa yang kita bicarakan? Oh, kaupikir kaubisa mengalihkan perhatianku, ya? Aku ingat. Set ayahmu, kan? Katakan kebenarannya."
Anubis berdiri. "Aku harus pergi sekarang. Kau kehabisan waktu. Hanya dalam waktu dua puluh empat jam, matahari akan terbit pada hari ulang tahun Set, dan dia akan menyelesaikan piramidanya kecuali kau menghentikannya. Mungkin saat berikutnya kita bertemuAbis itu Sadie marah marah sendiri deh haha. Hmm aku males nulis lagi, tapi gini: Bast sama Carter agak khawatir ke Sadie, soalnya mereka liat Anubis ga kaya Sadie, mereka ngeliatnya masih dewa berkepala jakal. Tapi pas Carter sama Sadie di rumah Amos, Anubis dateng ngejemput dan pas itu wujudnya lagi ganteng. Akhirnya Carter percaya. Terus pokoknya di akhir mereka bakal sering ke Negeri Orang Mati (yang alesannya gabisa diceritain) dan kata Carter, Sadie pasti ga keberatan asalkan ada Anubis. Mungkin mereka akhirnya pacaran atau temen deket alias HTS haha yang jelas aku suka karakter Sadie dan menurut aku ide bagus kalo dia pacaran sama dewa kan unik:))--"
"Kau akan sama menyebalkannya?" tebakku.
Dia menatapku dengan mata cokelatnya yang hangat. "Atau mungkin kau bisa memberiku kursus kilat ritual pacaran modern."
Aku duduk di sana tercengang sampai dia memberiku sekilas senyum--cukup untuk menyadarkanku kalau dia sedang menggodaku. Lalu dia menghilang.
0 comments:
Post a Comment