Sunday 20 January 2013

The Bartimaeus Trilogy - ending (Indonesian)

37
Kitty
Page 564 - 565

Ia menolak tawaran Ms. Piper, kemarin pagi, untuk menjabat di Dewan. Selain tawaran itu terasa aneh, duduk sederajat bersama para penyihir, ia tahu tidak memiliki energi yang dibutuhkan. Jika debat-debat tidak berkesudahan yang disaksikannya di Frog Inn bisa menjadi patokan, siapa saja yang ingin ikut dalam sistem pemerintahan yang lebih terbuka akan memerlukan kesabaran dan daya tahan yang luar biasa. Kitty, untuk saat ini, tidak banyak memilikinya. Tapi ia mengusulkan nama Mr. Button, sebagai penyihir yang selamat dengan sudut pandang lebih luas daripada sebagian besar orang. Berkat hubungannya dengan The Frog, Kitty juga bisa mengusulkan beberapa commoner menonjol yang kehadirannya mungkin dapat memberi Dewan Sementara lebih banyak keabsahan. Setelah itu ia meminta ruangan pribadi, dan pergi tidur.
Petang harinya ia terbangun dan berjalan menuju St. James's Park. Ia melewati barikade sementara dan memasuki zona mati itu, tempat benang-benang berwarna ungu sisa kegiatan magis tergantung di atas lingkaran raksasa tanah yang keras dan hitam, gosong seperti karpet yang terbakar. Kaca berderak di bawah sepatunya. Udara berbau busuk. Hanya dengan menggenggam erat Amulet barulah Kitty merasa benar-benar aman.
Di tengah zona, sisa-sisa istana mengjulang gelap dan kusut dalam cahaya musim gugur. Beberapa taji besi menonjol keluar; sebagian besar lumer saling menempel seperti pintalan benang yang rumit, seperti semak berduri--amat rapat dan tidak dapat dilalui. Uap magis tergantung rendah di sekitarnya, tidak bergerak, seakan menyatu dengan tanah. Baunya yang tajam membuat Kitty terbatuk.
Ia berdiri diam beberapa saat.
"Sebegitu saja janji kalian," akhirnya dia berkata.
Tak ada jawaban dari reruntuhan. Tidak ada yang bergerak. Kitty tidak berlama-lama di sana. Dengan langkah lambat, ia kembali ke dunia kehidupan.

0 comments:

Post a Comment